Khansa’ Ummul Mujahidin wanita yang sudah tua namun semangat juangnya tetap menyala luar biasa. Ia mempunyai empat orang anak yang ia ajari ilmu agama dan dididik untuk berjuang dengan gagah berani. Ia pun mengirim keempat putranya untuk mengangkat senjata di medan jihad dengan berpesan bahwa “Jika perang berkecamuk, maka terjunlah kalian kedalamnya. Bersabarlah sejak awal, sebab dengan begitu kalian akan meraih kehidupan yang mulia di dunia atau menjadi syuhada dan bahagia diakhirat.”
Bertempurlah keempat putra khansa. Dengan tekad bulat untuk meraih surga diiringi do’a dan munajat bunda digaris belakang. Setelah pertempuran berakhir, ramailah pasukan islam menemui Khansa’ memberitahukan bahwa keempat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa’ menerima berita itu dengan tenang, gembira dan tidak tergoncang sedikitpun hatinya. Dia terus memuji Allah dengan ucapannya.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kepadaku dengan gugurnya anak-anakku. Saya memohon kepada Allah agar dia mempertemukan aku dengan mereka di surga-Nya.”Inilah untaian kata indah yang terukir dari seorang ibu yang mengiringi gugurnya para syuhada belahan jiwa.
Dialah Khansa. Ia mempersembahkan keempat anaknya yang pemberani untuk membela Islam di medan jihad. Ia bersedih bukan lantaran “kehilangan” buah hatinya, akan tetapi ia sangat sedih karena tidak bisa lagi menyumbang bunga-bunga jihad di tengah kecamuk perang.
Dari peristiwa peperangan itu pula wanita Khansa mendapat gelaran kehormatan 'Ummu syuhada yang artinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid."
Wahai Ibu Ditanganmulah generasi ini akan maju, dalam gendonganmulah kami menyusu, dalam cinta dan kasih sayangmu kami tumbuh. Engkaulah produsen pahlawan kehidupan. Membentuk dan memola generasi dengan sebaik-baik didikan, tangan bijak, berpijak pada semangat tarbiyah dzatiyah, pembinaan diri secara mandiri. Begitu dahsyat kegigihan ibu kita untuk mengantarkan kita sukses, dan mendidik generasi untuk menjadi aset dan investasi, baik di masa kini maupun di masa nanti, akhirat nan abadi.
“Seorang ibu adalah sekolah apabila engkau persiapkan dengan baik berarti engkau telah mempersiapkan generasi yang harum “
(Syair Hafizh Ibrahim)
Bahkan Napoleon Bonaparte pernah ditanya, “ Benteng manakah diperancis yang paling kuat? “ Ia menjawab, “ Para ibu yang baik “.